Penjual Bakso Sehari Dapat Rp60 Juta, Warga 1 RT Tuding Pakai Pesugihan
Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Kalimat itu mungkin cocok untuk menggambarkan kisah perjuangan penjual bakso asal Sukoharjo, Jawa Tengah ini.
Ia adalah Joko Hartanto. Merantau selama puluhan tahun ke Sukabumi untuk berjualan bakso, Joko berhasil mengembangkan bisnisnya hingga memiliki pabrik sendiri.
Memulai usaha sebagai pedagang bakso pikul keliling, kini usaha yang dijalankan Joko sudah jauh berkembang. Bahkan, setiap harinya ia bisa mendapatkan omzet mencapai Rp60 juta.
Saking suksesnya, Joko bahkan mengaku sampai pernah dituduh menggunakan pesugihan oleh tetangga-tetangganya. Simak ulasan selengkapnya:
Pedagang Bakso Sukses
Joko Hartanto memutuskan merantau ke Cibadak, Sukabumi pada tahun 1986 untuk mencoba peruntungannya berjualan bakso. Ia memulai berjualan dengan menjadi pedagang bakso pikul keliling.
Selama kurang lebih 3 tahun, Joko terus menekuni usahanya itu dengan menjadi pedagang keliling.
"Waktu itu emang niatnya mau usaha dari Solo modal nekat bawa rancatan (alat pikul). Pengalaman saya itu (jualan) mikul selama 3 tahun," kata Joko.
Youtube/money fighter ©2022 Merdeka.com
Setelah beberapa tahun, Joko kemudian mengaku memutuskan membuka kios kecil di terminal Cibadak. Kemudian, perlahan ia mulai mewujudkan keinginannya untuk memiliki pabrik bakso sendiri.
"Waktu itu punya kios kecil di terminal Cibadak. Kemudian kita coba bikin pabrik sekarang alhamdulillah kita mulai dari bahan ayam hidup dari kandang saya, langsung masuk ke gudang saya, langsung jadi bahan makanan juga," ungkapnya.
Jual 1,5 Ton Daging
Youtube/money fighter ©2022 Merdeka.com
Di awal usahannya menjadi pedagang bakso keliling, Joko mengaku hanya bisa menjual sebanyak setengah kilogram daging dengan keuntungan Rp2.500. Namun, usahanya terus mengalami peningkatan dan puncaknya selama 10 tahun belakangan ini.
Kini, setiap harinya Joko bisa menghabiskan sekitar 1,5 ton daging ayam yang dipotong dari peternakan pribadinya. Ia juga mengatakan, jika pabriknya bisa menghabiskan kurang lebih 1600 ekor ayam.
Youtube/money fighter ©2022 Merdeka.com
"Kalau lagi ramai bisa sampai 1,5 ton kalau lagi sepi model gini paling 1 ton bisa 1,2 ton atau 1,1 ton. Kalau ayam peren itu rata-rata 600 ekor kalau boiler bisa sampai 1000 (per hari)," kata Joko.
Omzet Puluhan Juta
Youtube/money fighter ©2022 Merdeka.com
Tekun merintis usahannya dari nol, kini Joko diketahui bisa meraup omzet mencapai Rp60 juta setiap harinya. Bahkan, saat hari lebaran omzetnya meningkat drastis menjadi 3 kali lipat.
"Kalau untuk hari-hari ini itu rata-rata mencapai Rp60 juta (omset) satu hari tapi kalau tanggal muda bisa sampai Rp70 juta ini khusus bakso. Beda lagi lebaran beda bisa sampe Rp250 juta Rp300 juta satu hari kalau lebaran," ungkapnya.
Pernah Dituduh Pakai Pesugihan
Saking suksesnya, Joko bahkan pernah dicurigai oleh tetangganya memakai pesugihan. Meski begitu, ia mengaku tak pernah ambil pusing dengan tuduhan-tuduhan itu. Ia menganggap, jika tudingan itu merupakan salah satu cobaan baginya.
"Saya dulu waktu belum terjun (ikut mengurus) masjid 1 RT itu ngira saya pesugihan RT saya sendiri, saya ketua RT-nya malahan. Saya bingung, yang saya hadapi harus saya gimana. Waktu saya bangun masjid di depan katanya 'Pak Joko pakai pesugihan ya' ya udah saya jawab aja iya lah mau gimana saya jawab juga gatau pada percaya atau enggak," kata Joko tertawa.
"Memang kalau sama prasangka itu banyak karena waktu itu kita bangun terus-terusan jadi banyak. Tapi bagi kita enggak aneh lah itu cobaan saya biarin aja lah ngapain harus percaya pesugihan gitu-gitu," pungkasnya.
Youtube/money fighter ©2022 Merdeka.com
Saat ini, Joko diketahui memiliki peternakan ayam, tempat pemotongan, dan pabrik bakso sendiri. Ia juga memiliki banyak karyawan yang membantunya menjalankan bisnis.
Comments
Post a Comment